AMERIKA DAN INGGRIS INGINKAN KHADAFI LENGSER SECEPAT MUNGKIN

WASHINGTON - Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron, Selasa, sepakat bahwa Pemimpin Libya Moammar Khadafy harus secepat mungkin meninggalkan kekuasaan. Kedua pemimpin itu juga mempertimbangkan langkah untuk menghentikan pertumpahan darah, termasuk menerapkan zona larangan terbang.

Pada saat Obama menghadapi seruan yang meningkat di dalam negeri untuk membantu kubu oposisi Libya yang mengupayakan penggulingan Khadafy, ia dan Cameron membahas sebuah "kemungkinan tanggapan berspektrum luas" dalam pembicaraan telepon mereka, kata sebuah pernyataan Gedung Putih. Keduanya akan bekerja dalam perencanaan beberapa opsi, termasuk pemantauan wilayah Libya dengan pesawat mata-mata, bantuan kemanusiaan, penegakan embargo senjata PBB, dan zona larangan terbang, kata pernyataan tersebut.

"Mereka sepakat bahwa tujuan umum di Libya adalah pengakhiran segera kebrutalan dan kekerasan; pengunduran segera Khadafy dari kekuasaan, dan transisi yang memenuhi aspirasi rakyat Libya 'untuk kebebasan', " kata Gedung Putih.

Saat masyarakat internasional berusaha mencapai konsensus tentang apa yang harus dilakukan di Libya, Inggris dan Perancis merancang sebuah Resolusi Dewan Keamanan PBB berupa zona larangan terbang yang dapat diterapkan jika mereka yakin kondisi menjamin hal itu. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague, Selasa, mengatakan, suatu zona larangan terbang merupakan sebuah kemungkinan praktis tapi akan membutuhkan "sebuah dasar hukum yang jelas, kebutuhan yang dapat dibuktikan, dukungan internasional yang kuat, dan dukungan luas di wilayah tersebut, serta siap untuk berpartisipasi di dalamnya".

Cameron mengatakan kepada BBC bahwa perencanaan diperlukan dalam kasus Khadafy menolak mundur. "Saya kira sekarang kita sudah harus mempersiapkan apa yang kita mungkin harus lakukan jika ia terus menyiksa rakyatnya sendiri, " katanya.

Obama, di dalam negeri, menghadapi kritik, terutama dari Partai Republik, bahwa ia terlalu berhati-hati dalam menghadapi gejolak di Libya. Namun, pemerintah Obama enggan terlibat dalam konflik itu sementara Amerika Serikat masih terjebak di Irak dan Afganistan dan menekankan perlunya dukungan internasional bagi intervensi militer asing. Para pejabat AS juga telah menyuarakan kekhawatiran tentang efektivitas dari zona larangan terbang.

Posted by : kurtdickblog.blogspot.com