BAHRAIN ANGGAP IRAN SEBAGAI PERANCANG PLOT KERUSUHAN

MANAMA   –   Raja Bahrain mengatakan bahwa negara tersebut telah mampu menggagalkan sebuah plot asing yang bertujuan untuk merusak keamanan dan stabilitas di negara tersebut.

Sebutan adanya konspirasi asing terhadap dinasti Sunni Bahrain bisa ditafsirkan sebagai pukulan terhadap kekuatan Syiah Iran. Para raja dan sheikh Sunni di Teluk khawatir bahwa Iran akan mendapatkan tambahan pengaruh di kawasan kaya minyak tersebut karena kerusuhan di Bahrain.

Bahrain coba menghancurkan pemberontakan dari kaum mayoritas Syiah yang menuntut adanya kebebasan politik yang lebih beasr. Pasukan yang dipimpin Arab Saudi dikirimkan ke kerajaan tersebut untuk memberikan bantuan.

Raja Hamad bin Isa al Khalifa pada hari Senin (21/3) mengatakan bahwa plot terhadap Bahrain sudah berusia 20 hingga 30 tahun.

Di Bahrain terdapat Armada Kelima Angkatan Laut Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan PBB sama-sama mengecam penggunaan kekuatan terhadap para demonstran,

Menurut kantor berita pemerintah, Bahrain News Agency (BNA), Hamad bin Isa al Khalifa mengatakan kepada pasukan, "Sebuah plot asing telah dikembangkan selama 20 hingga 30 tahun hingga skema-skema bwah tanah siap. Saya mengumumkan bahwa plot tersebut telah gagal."

Sang raja juga mengatakan bahwa kehadiran pasukan asing di Bahrain "memberikan kekuatan kepada kami dan mendukung status kami. Saat ini Bahrain lebih besar dan lebih kuat dibanding sebelumnya."

Selain itu, Hamad juga memperingatkan pasukannya bahwa keberhasilan plot di salah satu negara Teluk bisa menyebar ke yang lainnya, demikian dilansir BNA.

Melalui pernyataan itu, ia menyiratkan bahwa Iran, yang didominasi Syiah, berada di belakang plot tersebut. Iran secara resmi mengecam kekerasan terhadap warga Syiah Bahrain dan juga masuknya pasukan Arab Saudi.

Iran bahkan menyampaikan keluhan kepada PBB dan meminta dukungan dari negara-negara Arab utuk menekan Arab Saudi agar menarik pasukannya keluar dari Bahrain.

Iran dan Bahrain telah terlibat perseteruan diplomatik. Bahrain mendeportasi utusan Iran pada hari Minggu (20/3) setelah menuding sang raja bekerja sama dengan kelompok-kelompok oposisi. Membalas tindakan itu, Iran mengusir seorang diplomat Bahrain.

Lebih dari 60 persen penduduk Bahrain adalah penganut Syiah. Seruan kaum garis keras untuk menggulingkan kerajaan membuat siaga kubu Sunni yang khawatir kerusuhan itu menguntungkan Iran yang hanya terpisahkan perairan sempit dengan Arab Saudi dan Bahrain.

Bahrain mengeluh kepada Arabsat mengenai pelanggaran dan hasutan dari stasiun televisi Iran yang berbahasa Arab, Al Alam, demikian juga dengan televisi milik Hizbullah Al-Manar, dan saluran Syiah,Ahlulbayt, yang semuanya ditayangkan Arabsat.

Krisis politik Bahrain menjadi subjek perang media antara saluran-saluran pro-Iran dan televisi pemerintahan Bahrain. Keduanya saling menuding  pihak lawan melakukan hasutan.

Bahrain juga mengecam unjuk rasa di luar konsulat Saudi di Teheran setelah beredar laporan Sabtu lalu bahwa ada sekitar 700 demonstran memecahkan kaca jendela dan menaikkan bendera Bahrain di gerbang.

Posted by : kurtdickblog.blogspot.com