06.37
DIKY KURNIAWAN
 |
Riyadh - Dewan Ulama Tinggi Arab Saudi pada Minggu kemarin (6/3) mengecam keras seruan demonstrasi dan petisi yang menuntut adanya reformasi di kerajaan sebagai sesuatu yang tidak Islami.
Seperti dilaporkan AFP. kecaman dikeluarkan sehari setelah pihak berwenang memperingatkan penentangan mereka terhadap aksi protes massa.
Ditambahkan, Dewan Ulama Senior menuduh bahwa seruan reformasi dan 'nasehat' tidak boleh dilakukan melalui demonstrasi dan metode yang bersifat menghasut, dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan kantor berita negara SPA.
Pernyataan dari 10 ulama yang dipimpin mufti Arab Saudi ini muncul pada saat para aktivis internet menyerukan untuk melakukan demonstrasi pada tanggal 11 dan 20 Maret mendatang untuk menuntut adanya perubahan di kerajaan ultra-konservatif tersebut.
"Dewan ulama menekankan bahwa demonstrasi dilarang di negeri ini, dan cara Islam mewujudkan kepentingan bersama adalah dengan memberikan nasihat," ungkap pernyataan mereka.
Kecaman juga dikeluarkan terhadap petisi terbaru yang ditujukan kepada Raja Abdullah oleh para intelektual dan aktivis HAM, yang mendesak adanya reformasi utama untuk mengubah sistem monarki absolut menjadi monarki konstitusional.
"Reformasi dan nasehat adalah cara yang sesuai dengan Islam dan akan membawa manfaat serta mencegah kejahatan, namun hal itu tidak terjadi melalui pernyataan yang mengintimidasi dan mengumpulkan tanda tangan para pendukung," tambah pernyataan dewan ulama.
"Dewan menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan pekerjaan mereka sesuai dengan hukum yang ada di wilayah ini," tegas mereka.
Sebelumnya, kementerian dalam negeri Saudi mengatakan pada Sabtu lalu bahwa setiap jenis demonstrasi dianggap ilegal di Arab Saudi.
Para aktivis Saudi telah menyerukan dua aksi unuk rasa di Facebook, yaitu "Hari kemarahan" pada tanggal 11 Maret serta "revolusi Saudi" pada tanggal 20 Maret.
Seperti dilaporkan AFP. kecaman dikeluarkan sehari setelah pihak berwenang memperingatkan penentangan mereka terhadap aksi protes massa.
Ditambahkan, Dewan Ulama Senior menuduh bahwa seruan reformasi dan 'nasehat' tidak boleh dilakukan melalui demonstrasi dan metode yang bersifat menghasut, dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan kantor berita negara SPA.
Pernyataan dari 10 ulama yang dipimpin mufti Arab Saudi ini muncul pada saat para aktivis internet menyerukan untuk melakukan demonstrasi pada tanggal 11 dan 20 Maret mendatang untuk menuntut adanya perubahan di kerajaan ultra-konservatif tersebut.
"Dewan ulama menekankan bahwa demonstrasi dilarang di negeri ini, dan cara Islam mewujudkan kepentingan bersama adalah dengan memberikan nasihat," ungkap pernyataan mereka.
Kecaman juga dikeluarkan terhadap petisi terbaru yang ditujukan kepada Raja Abdullah oleh para intelektual dan aktivis HAM, yang mendesak adanya reformasi utama untuk mengubah sistem monarki absolut menjadi monarki konstitusional.
"Reformasi dan nasehat adalah cara yang sesuai dengan Islam dan akan membawa manfaat serta mencegah kejahatan, namun hal itu tidak terjadi melalui pernyataan yang mengintimidasi dan mengumpulkan tanda tangan para pendukung," tambah pernyataan dewan ulama.
"Dewan menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan pekerjaan mereka sesuai dengan hukum yang ada di wilayah ini," tegas mereka.
Sebelumnya, kementerian dalam negeri Saudi mengatakan pada Sabtu lalu bahwa setiap jenis demonstrasi dianggap ilegal di Arab Saudi.
Para aktivis Saudi telah menyerukan dua aksi unuk rasa di Facebook, yaitu "Hari kemarahan" pada tanggal 11 Maret serta "revolusi Saudi" pada tanggal 20 Maret.
Posted by : kurtdickblog.blogspot.com
Subscribe
Follow me!
0 komentar:
Posting Komentar