TRIPOLI - Kekuasaan rezim Moamar Khadafi akhirnya tamat. Pemimpin Libya yang sudah berkuasa selama 42 tahun itu, mental dari juga dari kursinya.
Khadafi yang dikabarkan tengah sakit itu, dikabarkan siap menyerahkan kekuasaan kepada kepada Menteri Kehakiman Mohammed al-Qamoodi.
Berita mundurnya Khadafi ini disampaikan seorang pejabat Angkatan Bersenjata Libya yang tidak mau namanya disebutkan. Seperti dilansir The Voice of Russia, sumber itu menyatakan, Khadafi (69) telah setuju menetap di Venezuela bersama keluarganya.
Berdasarkan kondisi ini, perang sipil yang telah berlangsung enam bulan itu akan segera berakhir dan pasukan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) berhenti beroperasi di Libya.
Menurut sejumlah media Arab, Khadafi telah mulai mengepak barang-barang pribadinya, menyusul diketahuinya ada dua pesawat mendarat di bandara Tripoli, Rabu (17/8).
Satu pesawat membawa delegasi pemerintah dan yang lainnya kosong, ditengarai untuk membawa Singa Afrika itu serta sanak keluarganya ke luar Libya. Beberapa sumber mengklaim, Khadafi sedang sakit dan membutuhkan perawatan medis darurat di luar Libya.
Perkembangan terakhir ini dilaporkan sebagai hasil dari pertemuan rahasia antara utusan Khadafi dan Libyan National Transition (LNC) , badan politik tertinggi oposisi Libya di selatan Tunisia, Senin (15/8).
Pada saat yang sama, kepala ajudan Muamar Khadafi, Bashir Saleh diutus untuk bertemu dengan diplomat Inggris dan Prancis, dalam rangka untuk mencari cara bagaimana membawa Khadafi beserta keluarganya keluar dari Libya. Menurut utusan NTC di Mesir, Abdel Monem al-Houni, Khadafi akang mengungsi ke negera Arab. Dia telah menyurati pemerintah Mesir, Maroko, Tunisia, dan Algeria untuk menerima keluarganya.
“Khadafi mencari tempat yang aman bagi keluarganya untuk jaga-jaga jika Tripoli diambil alih pemberontak,” kata Houni.
Ada juga sumber yang menyebutkan, Khadafi bakal ke Libya setelah ditumbangkan dari 42 tahun kekuasaannya.
Kepindahan Khadafi bersama keluarga ke Venezuela diduga hasil pertemuan antara juru bicara Khadafi dengan utusan Presiden Venezuela Hugo Chavez di ibukota Venezuela, Caracas, pekan lalu.
Pakar di Institut Studi Oriental dan bekas Duta Besar Rusia ke Libya dan Tunisia Alexei Podtserob memperingatkan, kepergian Khadafi dapat berubah menjadi masalah yang baru ketika masalah Libya berangsur-angsur mereda.
“Pengunduran diri Khadafi sekaligus penyerahan dan pengawasan kepada penduduk asli Cyrenaica atas Tripolitania, yang berujung bencana bagi pemberontak. Akan terjadi perampokan, kekerasan massal terhadap penduduk lokal dan pembunuhan para imigran,” beber Podtserob.
Dia mendesak LNC tidak membalas dendam kepada pengikut Khadafi jika berhasil merebut kota Tripoli.
Rayakan Kemenangan
Kelompok pemberontak Libya merayakan kemenangan setelah berhasil menduduki Sabaratha, kota di ibukota Tripoli. Mereka meluncurkan tembakan dan menembakkan peluru ke udara.
Pemberontak berhasil merebut Sabaratha setelah berperang melawan pasukan dan penembak jitu pendukung Khadafi selama tiga hari. Pemberontak mengklaim telah mengamankan kota Sabaratha, termasuk situs bersejarah peninggalan Romawi kuno.
Khadafi yang dikabarkan tengah sakit itu, dikabarkan siap menyerahkan kekuasaan kepada kepada Menteri Kehakiman Mohammed al-Qamoodi.
Berita mundurnya Khadafi ini disampaikan seorang pejabat Angkatan Bersenjata Libya yang tidak mau namanya disebutkan. Seperti dilansir The Voice of Russia, sumber itu menyatakan, Khadafi (69) telah setuju menetap di Venezuela bersama keluarganya.
Berdasarkan kondisi ini, perang sipil yang telah berlangsung enam bulan itu akan segera berakhir dan pasukan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) berhenti beroperasi di Libya.
Menurut sejumlah media Arab, Khadafi telah mulai mengepak barang-barang pribadinya, menyusul diketahuinya ada dua pesawat mendarat di bandara Tripoli, Rabu (17/8).
Satu pesawat membawa delegasi pemerintah dan yang lainnya kosong, ditengarai untuk membawa Singa Afrika itu serta sanak keluarganya ke luar Libya. Beberapa sumber mengklaim, Khadafi sedang sakit dan membutuhkan perawatan medis darurat di luar Libya.
Perkembangan terakhir ini dilaporkan sebagai hasil dari pertemuan rahasia antara utusan Khadafi dan Libyan National Transition (LNC) , badan politik tertinggi oposisi Libya di selatan Tunisia, Senin (15/8).
Pada saat yang sama, kepala ajudan Muamar Khadafi, Bashir Saleh diutus untuk bertemu dengan diplomat Inggris dan Prancis, dalam rangka untuk mencari cara bagaimana membawa Khadafi beserta keluarganya keluar dari Libya. Menurut utusan NTC di Mesir, Abdel Monem al-Houni, Khadafi akang mengungsi ke negera Arab. Dia telah menyurati pemerintah Mesir, Maroko, Tunisia, dan Algeria untuk menerima keluarganya.
“Khadafi mencari tempat yang aman bagi keluarganya untuk jaga-jaga jika Tripoli diambil alih pemberontak,” kata Houni.
Ada juga sumber yang menyebutkan, Khadafi bakal ke Libya setelah ditumbangkan dari 42 tahun kekuasaannya.
Kepindahan Khadafi bersama keluarga ke Venezuela diduga hasil pertemuan antara juru bicara Khadafi dengan utusan Presiden Venezuela Hugo Chavez di ibukota Venezuela, Caracas, pekan lalu.
Pakar di Institut Studi Oriental dan bekas Duta Besar Rusia ke Libya dan Tunisia Alexei Podtserob memperingatkan, kepergian Khadafi dapat berubah menjadi masalah yang baru ketika masalah Libya berangsur-angsur mereda.
“Pengunduran diri Khadafi sekaligus penyerahan dan pengawasan kepada penduduk asli Cyrenaica atas Tripolitania, yang berujung bencana bagi pemberontak. Akan terjadi perampokan, kekerasan massal terhadap penduduk lokal dan pembunuhan para imigran,” beber Podtserob.
Dia mendesak LNC tidak membalas dendam kepada pengikut Khadafi jika berhasil merebut kota Tripoli.
Rayakan Kemenangan
Kelompok pemberontak Libya merayakan kemenangan setelah berhasil menduduki Sabaratha, kota di ibukota Tripoli. Mereka meluncurkan tembakan dan menembakkan peluru ke udara.
Pemberontak berhasil merebut Sabaratha setelah berperang melawan pasukan dan penembak jitu pendukung Khadafi selama tiga hari. Pemberontak mengklaim telah mengamankan kota Sabaratha, termasuk situs bersejarah peninggalan Romawi kuno.
Posted by : kurtdickblog.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar