STOCKHOLM - Warga keturunan Libya di Stockholm, Swedia, justru bersikap bertentangan dengan kaum revolusioner di dalam negeri Libya. Ketika para pemuda di dalam negeri memperjuangkan demokrasi, kaum imigran malah mengunggulkan masa lalunya, monarki Libya.
Mereka menyerobot dan kemudian diizinkan masuk kantor Kedutaan Besar Libya di Stockholm, Selasa (22/2/2011), lantas mengibarkan bendera Libya versi zaman Raja Idris. Kerajaan Libya digempur Kolonel Moammar Khadafy lewat kudeta berdarah tahun 1969, ketika Raja Idris berobat ke Yunani.
Demonstrasi di Swedia itu diikuti sekitar 50 orang. Tiga di antaranya masuk kantor dan mengibarkan bendera tadi.
Shaban al-Gale, satu dari tiga pengibar bendera itu, mengatakan, para diplomat di kantor itu mendukung protes tersebut, tetapi tidak mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Posted by : kurtdickblog.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar