PETINGGI MILITER YAMAN BALIK DUKUNG PARA PEMBERONTAK

SANA’A   –  Sejumlah perwira tinggi Yaman, termasuk Jenderal Ali Mohsen al-Ahmar, pada hari Senin (21/3) mengumumkan bergabung dengan para pengunjuk rasa menentang Presiden Ali Abdullah Saleh.

Seperti diwartakan kantor berita Xinhua, al-Ahmar merupakan komandan kawasan militer barat laut. Selain itu, ia juga masih bersaudara dengan Presiden Saleh.

"Atas nama para kolega saya di militer, kami mengumumkan bahwa kami turut bergabung dalam revolusi damai para pengunjuk rasa," kata al-Ahmar dalam rekaman yang disiarkan di pusat unjuk rasa duduk menentang pemerintahan di luar Universitas Sana’a di ibu kota Yaman.

Para perwira tinggi turut bergabung dalam pemberontakan menentang penembakan yang menewaskan 52 pengunjuk rasa di Sana’a, Jumat lalu.

Selain al-Ahmar, Jenderal Mohammed Ali Mohsen, komandan kawasan militer timur laut, dan Brigadir Hameed al-Qushaibi, komandan brigade lapis baja 310 di Provinsi Amran, utara Libya, juga turut bergabung dengan para pengunjuk rasa.

Sementara itu, pasukan militer yang didukung tank dan kendaraan lapis baja dikerahkan dari kamp Divisi Lapis Baja 1 ke Sana’a untuk melindungi para pengunjuk rasa. Pengiriman itu dilakukan segera setelah para komandan militer menyampaikan pengumuman.

Menurut keterangan dari para sumber diplomatik di Sana’a, para perwakilan Yaman untuk Republik Ceko, Jepang, dan Syria mengumumkan pengunduran diri dari posisi masing-masing dan dari partai penguasa untuk memprotes kekerasan yang dilakukan terhadap para demonstran.

Seorang pejabat pemerintahan mengatakan bahwa Gubernur Aden, sebuah kota pelabuhan di Yaman, juga mengundurkan diri dari jabatannya dan juga dari keanggotaan partai penguasa pada hari Senin dengan alasan yang sama.

Perkembangan di hari Senin tersebut terjadi selang sehari setelah Presiden Saleh membubarkan pemerintahannya dan menjadikannya pemerintahan sementara hingga dia membentuk pemerintahan lain.

Pada hari Minggu, sejumlah pejabat tinggi pemerintahan mengumumkan pengunduran diri setelah peristiwa penembakan di hari Jumat tersebut.

Presiden Saleh sebelumnya mengatakan bahwa dirinya bertahan. Dewan Pertahanan Nasional mengatakan bahwa pihaknya akan memblokir upaya kudeta.

Frank Gardner, koresponden keamanan BBC, mengatakan bahwa satu demi satu pilar penopang kekuatan Presiden Saleh bertumbangan.

Para komandan militer yang mengumumkan pengunduran diri berasal dari Suku Hashid, sukunya Presiden Saleh.

Sadiq al-Ahmar, kepala federasi suku Hashid, mengatakan kepada al-Jazeera bahwa sekarang tiba waktunya bagi Saleh untuk "mundur diam-diam."

Salah satu pemimpin suku tersebut mengatakan bahwa Hashid mendukung Jenderal Ahmar sebagai calon pengganti Presiden Saleh, demikian dilansir Associated Press.

Sementara itu, menteri luar negeri Yaman dikirimkan ke Arab Saudi dengan membawa pesan dari Presiden Saleh kepada Raja Abdullah. Namun tidak diungkapkan apa isi pesan tersebut.

Meski banyak pendukung pemerintahannya yang beralih kubu dan memihak para pengunjuk rasa, Presiden Saleh tak peduli. "Kami masih di sini," kata Saleh. "Mayoritas rakyat Yaman mendukung keamanan, stabilitas, dan hukum konstitusional."

"Orang-orang yang menyerukan kerusuhan, kekerasan, kebencian, dan sabotase hanya minoritas," tambahnya.

Posted by : kurtdickblog.blogspot.com